Kamis, 06 November 2008

Pada setiap luka ada berkah kekuatan


“Sekilas melihat ke belakang, luka itu seakan masih ada tapi tak lagi sakit”

Satu, dua, tiga..surat dengan nada yang sama selalu mengingatkanku pada beberapa tahun yang lalu ketika aku merasa tak lagi berharga sebagai seorang perempuan, tak lagi hidup.

Cerita-cerita yang sama tentang luka, sesal dan keputusasaan. Mereka yang pernah mengambil keputusan yang salah untuk mengaborsi bayinya melalui waktu yang cukup panjang untuk tersesat dalam rasa bersalah dan kebencian yang luar biasa. Waktu yang terbuang percuma untuk bercumbu dengan luka dan kepedihan hidup.

Aku adalah seorang ibu tanpa bayi di buaian. Seorang ibu dengan puting susu yang masih perawan. aku tak membesarkan anakku melainkan merawat rasa bersalah dan luka yang mematikan. Anakku tak pernah hadir dalam pangkuanku, rasa kehilangan menjadi penggantinya. Tak ada tatapan polos bayi bermata bundar, melainkan kepala yang semakin liar dengan imajinasi kotor tentang kematianku sendiri.

Tak sendiri, masih banyak perempuan di luar sana yang mengalami hal yang sama dengan diriku. Tak sedikit mereka yang tak bisa memahami apa yang kami rasakan. Tanpa hujatan masyarakat, tanpa nasehat tentang apa yang benar dan salah, tanpa judgment yang kejam, kami telah membayar perbuatan kami dengan luka yang pedih. judgment seperti garam yang ditaburkan di atas luka.

Setahun berlalu semenjak aku mengambil keputusan penting dalam hidupku. Aku ingin hidup. Sebuah keputusan yang sulit, karena saat itu mati jadi pilihan yang lebih mudah. Aku menulis. Menulis tentang lukaku. Membaginya dengan orang lain. Membiarkan orang lain mengetahui sisi terburukku agar mereka belajar untuk diri mereka sendiri. Membiarkan orang lain menghujatku. Membiarkan orang lain mengadiliku, sekaligus membiarkan mereka belajar tentang ketidaksempurnaan.

Aku bersyukur hari ini aku masih ada. Aku bisa menulis surat ini untukmu. Menulis untuk teman-teman yang mengalami hal yang sama. Membalas email dari perempuan-perempuan yang terluka. Membagi lukaku untuk menyembuhkan luka yang lain. Mengakui kesalahanku untuk menjadi pelajaran buat yang lain

Pada setiap luka ada berkah kekuatan.

Tidak ada komentar: